Selasa, 16 November 2010

Jangan "LUKA" Lagi!

Review buku LUKA karya Tenni Purwanti, oleh Vira Cla
Membaca sekumpulan cerita pendek karya Tenni Purwanti telah membuka mata saya tentang arti sebuah luka. Luka yang bisa timbul karena apa saja. Bervariasi tema diangkat oleh Tenni, panggilan penulis, ke dalam kesebelas cerpennya. Sebuah pembuka yang mengentak tentang Luka, gambaran umum dari semua kisah, 
"Luka itu ada bukan karena cinta. Aku hanya salah menjatuhkan hati. Salah melabuhkan rindu yang menggebu."
Diawali dengan cerpen berjudul LUKA, tentang seseorang yang berganti nama menjadi Luka semenjak ia mengalami luka dalam hidupnya. Namun, ia memilih untuk bangkit dengan berbakti pada sebuah kampung di pedalaman Papua. Serombongan wartawan yang hendak menjelajah puncak Jayawijaya kemudian bertemu dengan Luka dan terjadilah sedikit friksi di antara mereka. Namun, muncul rasa penasaran dari salah seorang wartawan terhadap Luka yang tampak misterius. Lalu, siapakah Luka sebenarnya?

Selanjutnya yang cukup menggelitik saya adalah cerita tentang TIKUS. Ada tikus bisa ngomong? Ya, Tenni berhasil menuturkan kisah tentang seekor tikus rumahan. Tikus yang seolah-olah mencurahkan isi hatinya tanpa meninggalkan plot cerita yang terus berkesinambungan. Tikus yang akhirnya mengalami luka yang begitu pedih karena perlakuan manusia yang dicap tikus. Namun, tikus tetaplah tikus yang hanya bisa pasrah,
"Ah, kini aku harus menebus perbuatanku dengan nyawa, padahal aku hanya... lapar..."
demikianlah tutur si tikus. Tenni tak hanya mencoba berkisah ataupun sekedar mendongengkan ceritanya. Jika membaca dengan seksama, banyak sekali kritik sosial yang tersirat dari tiap cerpen dalam buku LUKA ini. Seperti pada cerpen TIKUS, penulis tampaknya mencoba mengkritisi tentang korupsi yang merajalela di negeri ini. Lalu, dalam cerpen MALAIKAT JALANAN, digambarkan bagaimana protes seorang anak jalanan terhadap kehidupan. Protes dengan cara menculik anak-anak orang kaya dan memberi pelajaran pada mereka. Anak jalanan yang digambarkan cerdas sehingga akhirnya bisa keluar dari belenggu nasib jalanan. 

Cerpen lainnya juga berhasil menggambarkan luka yang dialami baik oleh seorang sahabat yang kehilangan sahabatnya yang bunuh diri, seorang nenek yang menunggu ajal tanpa selalu ditemani anak cucu, seorang adik yang kehilangan kakak, seorang pencinta yang patah hati, dan siapa saja bisa mengalami luka. Namun, bagaimana tiap luka itu bisa terobati dan menjadi pelajaran kehidupan. Banyak sekali kritik atau boleh dibilang pesan moral yang bisa kita serap setelah membaca cerpen-cerpen dari Tenni. Ada pembelajaran bagi pembaca untuk tidak mengalami LUKA yang sama.

Selain itu, Tenni sepertinya menyukai akhir cerita yang bikin penasaran. Tentu saja hal itu sah-sah saja. Namun, dari beberapa cerita yang saya baca, seolah-olah Tenni sengaja menggantung cerita sehingga saya kurang begitu dapat menangkap pesan cerita, seperti dalam cerpen KALUNG. Sebuah perpisahan, sebuah janji, tapi pada akhirnya.. ah, coba baca sendiri. Mungkin saya saja yang kurang bisa memahami. Tapi, itulah menariknya cerpen-cerpen yang ditulis Tenni. Akhir cerita dibuat sedemikian rupa hingga kadang sebagai pembaca pun kita diberi pilihan untuk menafsirkan ceritanya dengan bebas. Seperti dalam cerpen TOTTEMO DAISUKI (saya nggak tau ini artinya apa?! hehehe). Memang demikianlah seharusnya sebuah cerita dituliskan, penulis tak lagi berhak menjelaskan apa pun kepada pembaca. Cukup pembaca saja yang secara bebas memahami dan menafsirkan isi cerita itu.

Well, Tenni, you're great! Lanjutkanlah menuliskan ceritamu! Pokoknya, terus berkarya!


2 komentar:

  1. Wah cepet banget review ini kelar setelah review bukumu aku publish :)

    soal ending yg bikin penasaran, sbnrnya ga ada niat utk bikin penasaran pembaca, tp koq ya semua endingnya begitu? saya juga ga ngerti Vir :)

    ato kayaknya gini sih, dulu sebelum bisa bikin cerpen...aku bisanya nulis novel...nah untuk bisa jadi cerpenis, aku pun memaksakan cerpen itu selesai dengan menggantungnya, supaya pembaca bebas melanjutkan sesuai imajinasi masing-masing (ini ngeles banget kyknya, hehehe)


    soal cerpen "KALUNG" itu maksudnya gini : tokoh utama cowoknya emang ga mau nerima benda apapun dari ceweknya (calon mantan ceweknya, hihihi) supaya mereka bisa bnr2 saling melepaskan, makanya dia terpaksa nerima kalung itu. Mungkin saking terpaksanya dia malah ga tahu kalau kalung itu ternyata terjatuh sewaktu mereka memasuki gedung dan si tokoh cowok baru sadar kalung itu ga ada ketika acara wisuda dah beres, gitu ...hehehe

    Tottemo Daisuki artinya aku sangat sayang sekali...inget lagu Doraemon ga? kan lagunya gini:
    la la la Tottemo Daisuki ...Doraemon ...
    dalam bhs Indonesia :
    la la la Aku sayang sekali ...Doraemon ...
    gituuuu

    btw thanks ya Vir atas reviewnya...:)

    BalasHapus
  2. The Casino (MGC) Expert Review 2021 - Dr.MCD
    A comprehensive and impartial review of MGM National Harbor and 구리 출장샵 Casino in 울산광역 출장마사지 Las 보령 출장안마 Vegas, Nevada. See ratings, 서산 출장마사지 complaints, games offered, bonuses, latest promotions. 문경 출장마사지

    BalasHapus