Minggu, 21 November 2010

Pelangi yang Warnai Langit Hati

Review buku Warna Dari Pelangi karya Karina Sacharissa
oleh Hilda Nurina


Bukankah pelangi muncul karena biasan
cahaya matahari saat hujan turun?


Saya langsung jatuh hati pada tagline yang dibuat oleh Icha. Tagline itu sangat bagus, cha :) Membaca judul dan tagline itu membuat saya teringat pada mantan saya yang saya beri julukan “Pelangi.” Hihihi. Saya suka sekali dengan pelangi. Karena pelangi menyinari dan mewarnai kita, setelah hujan turun. Mantan saya dulu itu menyinari hidup saya seperti pelangi, makanya dulu sejak jaman PDKT pun saya sudah memberi dia sebutan Pelangi.

Karena penasaran dengan tagline itu pula lah, saya langsung membaca habis novel Icha begitu pertama membuka draft-nya. Hehe. Dan ternyata novel Icha memang sebagus tagline-nya. Oke, mungkin memang ada hal-hal yang rancu seperti penyebutan nama Kla dan Pelangi (yang akhirnya sudah kamu edit kan say? hehe), tapi secara keseluruhan novel ini sangat mengalir dan membuat kita terhanyut dalam kisahnya.

Novel ini dibuka dengan prolog yang menceritakan tentang pengalaman traumatis sang tokoh utama, yaitu Kla alias Pelangi. Kemudian, barulah cerita masuk ke dalam bab satu, dua, dan seterusnya.

Saya suka cara Icha membangun karakter, masalah, dan penyelesaian dalam novel ini. Saya bahkan suka endingnya, yang sengaja dibuat sedih, tapi kemudian berlanjut ke epilog. Saya suka cara Icha meramu prolog dan epilog yang terasa pas dibaca. Icha membangun karakter Kla dan Azhel dengan baik. Alasan-alasan mengapa Azel murung, lalu saat terungkap trauma Kla yang biasanya selalu ceria.

Ada kejadian-kejadian yang saya (dan mungkin kalian semua) merasa pernah mengalaminya. Seperti ketika Kla sadar siapa yang dia cintai, antara Gian dan Az. Iya, kadang hal-hal kecil yang dilakukan oleh orang yang kita cintai terasa begitu berarti, membuat jantung berdebar tak karuan :p
Yang saya suka dari novel ini, Icha menyelipkan kata-kata yang mampunyai pesan moral.

“Kamu tahu, pelangi itu sangat indah tapi dia tidak pernah sadar bahwa dia indah. Semua orang takjub melihatnya tapi dia tak pernah merasa sombong. Dia mewarnai langit tanpa pamrih, tanpa niat apapun dibaliknya. Pelangi hanya ingin mewarnai langit. Itu saja. Kamu juga harus begitu. Apapun yang kamu lakukan jangan berharap mendapat imbalan!”

dan juga

“Bukankah pelangi muncul karena biasan cahaya matahari setelah hujan turun? Ini hanya proses untuk menjadikanmu lebih dewasa. Menjadi lebih kuat, Sayang!”

Menurut saya, novel yang baik adalah yang bisa menghasilkan suatu pelajaran bagi pembacanya. Dan novel Icha yang bergenre teenlit ini mampu memberikan pelajaran bagi saya untuk bisa menjadi lebih kuat dalam menghadapi masalah dan mampu menyinari orang lain tanpa pamrih, seperti Pelangi.

Jadi, bisa dibilang novel ini seperti pelangi, yang mewarnai langit hati saya.

Good job, Icha! :)
(hil)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar