Minggu, 21 November 2010

Kisah Manis Tentang Arti Sebuah Status

Review buku Relationship karya Adyta Purbaya
oleh Hilda Nurina


Akhirnya, setelah himpitan tugas bejibun dan derita UTS (nasib mahasiswa), saya bisa melunasi hutang review buku-buku milik #99writers. Padahal draft novel Dyta ini adalah draft pertama yang datang ke email saya. Maaf ya say, baru sempat menuliskan review-nya sekarang, hehehe.

Novel Relationship milik Dyta ini bergenre sama dengan kumpulan cerpen saya. Genre romantis. Jujur saja, membaca novel Dyta yang mengalir ini mampu membuat saya pikiran saya jadi refresh (apalagi saya membacanya setelah ujian :p).

Dyta membuka novelnya dengan kata-kata yang sangat saya suka (iya, saya ini penggila quotes) :

Aku YAKIN, ada atau nggak ada aku,
nggak akan ada artinya buat kamu.
Kamu punya puluhan bahkan ratusan orang,
yang bisa jadi ―aku buat kamu.
Sementara aku?
Aku hanya punya kamu.
dan memang hanya kamu yang aku butuhkan
Mohon tinggal lah dengan ku,
selama yang kamu mampu.
@dheaadyta


Novel ini menceritakan tentang Tisya dan Rama yang bersahabat sangat dekat dari kecil. Mereka tak hanya bersahabat, tapi juga saling mencintai. Namun, suatu hari tiba-tiba Tisya mendapati Rama yang memasang status In a Relationship dengan Nindi – gadis yang menyukai Rama – di jejaring sosial Facebook.

Jelas saja Tisya gempar, merasa dunia runtuh, dan kacau balau. Namun, ternyata dibalik itu, Rama punya alasan khusus mengapa ia memasang status dengan Nindi. Penasaran kenapa? Silahkan baca sendiri kisah selengkapnya di novel perdana karya Dyta ini ;)

Dyta meramu kisah antara Rama-Tisya-Nindi dengan sangat manis dan membuat saya tersenyum-senyum sendiri. Soalnya, kisahnya familiar dengan yang terjadi di sekitar kita. Persahabatan dari kecil yang menjadi cinta. Masalah status. Rasa takut akan kehilangan orang yang terdekat. Itu semua pernah kita rasakan kan?

Ketika membaca adegan Tisya yang menyadari bahwa dia sangat takut kehilangan Rama membuat saya teringat akan quotes, “We never know what we’ve got till its gone.” Kita memang baru bakal merasa kehilangan, ketika orang itu jauh dari kita. Ya kan?

Yang saya suka, Dyta mampu menggambarkan dengan detail bagaimana sedihnya Tisya tanpa Rama, bagaimana takutnya Tisya akan kehilangan orang yang paling berharga baginya di dunia itu.

Dita menggambarkan semua kejadian dengan gaya khas remaja sehari-hari. Adegan posting-posting di Twitter membuat saya jadi teringat posting-posting saya dan teman-teman saya di Twitter. Hahaha. Jadi, kisah ini berasa benar-benar dekat dengan para remaja.

Di akhir, Dyta menutup novelnya ini dengan manis pula. Oh iya, saya juga suka quotes di bab akhir:

“Andai jodoh benar akan menemukan kita dengan orang yang tepat.. Maka aku akan selalu berharap, kamu lah jodoh itu.”

Well, good job, Dyta! Ayo terus berkarya say! Ditunggu novel-novel selanjutnya ya. Apalagi kayaknya udah ada bahan tuh (baca: kisah romantis dengan #tetangga). Hihihi. Selamat berkarya! (hil)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar